Cari Blog Ini

Selasa, 13 Februari 2024

Antologi Puisi Eksotik Kalimantan

Antologi Pantun Eksotik Kalimantan


Vi, 91 hlm, 15 x 21 cm
Penulis : NN
Inisiator : Dra. Hj. Novarita, M.M.
Tata Letak : Alma Fadilla Putri &
Muhammad Dari
Editor : Muhammad Fajar Nugraha
Sampul : Rachmawati
Cetakan Pertama, Februari 2024, Diterbitkan
pada tahun 2024 oleh UPTD Taman Budaya
Provinsi Kaltim


Sinopsis:

Dunia kebudayaan tak akan pernah habis jika dibahas, karena Indonesia terdiri dari ragam suku bangsa, bahasa dan budaya. Kalimantan Timur adalah salah satunya. Puisi tentang Kalimantan dan hutannya takkan pernah habis jika dituangkan dalam bentuk puisi. Puisi selalu bergema dimana saja, tanpa batas ruang dan waktu, tercipta dari penulis yang memiliki diksi serta hayalan yang liar, mengungkapkan apa yang terlintas dalam benak juga dalam kalbu. Puisi mengajarkan kita tentang banyak hal dalam kehidupan ini. Penulis mencoba menuangkan segala rasa melalui bait-bait puisi yang tersusun rapi dan indah, ungkapan cinta, kasih sayang, keluh kesah, dan suara hati. Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembacanya.

Antologi Pantun Eksotik Kalimantan

Antologi Pantun Eksotik Kalimantan

Vi, 91 hlm, 15 x 21 cm
Penulis : NN
Inisiator : Dra. Hj. Novarita, M.M.
Tata Letak : Alma Fadilla Putri &
Muhammad Dari
Editor : Muhammad Fajar Nugraha
Sampul : Rachmawati
Cetakan Pertama, Februari 2024, Diterbitkan
pada tahun 2024 oleh UPTD Taman Budaya
Provinsi Kaltim

Sinopsis:

Dunia kebudayaan tak akan pernah habis jika dibahas, karena Indonesia terdiri dari ragam suku bangsa, bahasa dan budaya. Kalimantan Timur adalah salah satunya. Kebudayaan pantun yang sangat kental dalam keseharian masyarakatnya pada jaman dahulu merupakan kebudayaan melayu yang kental di wilayah Kalimantan. Mengulas kebudayaan akan memperkaya pemahaman pembaca akan makna dari budaya itu sendiri. Kali buku yang diberi judul Kumpulan pantun exotic Kalimantan merupakan kumpulan pantun yang sering didengar di wilayah Kalimantan yang bertujuan untuk mengabadikan tulisan ini agar mudah dibaca dan diperoleh. Dan yang terpenting agar budaya pantun tidak hanya sekedar dibacakan pada ceremony pembuka dan penutup sebuah acara semata.